Sabtu, 19 November 2011

Cinta


Cinta, apakah ia hendak berkata..
bahwa padanya tersimpan apa yang hati damba..
tak pula lupa apa yang buat hati jadi hampa..
buat hati terpana dan merindu dendam pada kasihnya..

Namun Cinta, pernahkah tak meneteskan air mata?
Setiap cinta hamba yang abadi pada Tuhannya
Cinta Ibu yang tulus pada anak-anaknya,
Cinta manusia yang seluruh pada kekasihnya..

Menuai tangis yang mengiringinya,
Membuatnya menjadi apa yang kita sebut pengorbanan.
Air mata, senyum bangga, dan simpuh permohonan
Menghiasi sebuah kata yang namanya Cinta

Dengannya, serasa berat adalah ringan…
Dengannya pula, kepedihan menjadi kebahagiaan..
Namun terkadang, perihal kejam menjadi alasan..
Lalu hati, jiwa, fikrian mencacinya tak terhindarkan..

Cinta menguatkan yang lemah,
Cinta melemahkan kekuatan..
Cinta menelan kepahitan
Setelah sebelumnya menyulam indah..

Cinta mau berbagi..
Namun kadang enggan menawari..
Cinta adalah penyakit..
Namun kadang menyembuhkan yang sakit…

Cinta adalah bagaimana hati berfungsi..
Namun terkadang ia membuatnya tak berfungsi..
Cinta adalah mata yang melihat..
Namun tak jarang ia membutakan…

Cinta adalah kesakitan yang menyembuhkan..
Kebahagiaan yang menyedihkan..
Kesesatan yang membenarkan..
Penglihatan yang membutakan..
Kelemahan yang menguatkan..
Kesetiaan yang menyesakkan..
Penderitaan yang membahagiakan…
Kesalahan yang dibenarkan…….

Cinta…..

---Siti Aisyah---

Rabu, 09 November 2011

Menyulam indah di atas sebuah Kepedihan


Kepedihan mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan dengan sebuah luka. juga dengan berbagai objek yang menentang kesenangan jiwa. Kepedihan mengajarkan kita tentang bagaimana untuk tetap mengulum senyum disaat tangis mengiringi keluh kesah kehidupan yang berombak. terkadang riaknya tenang membuai, namun tak jarang deras mengombang-ambingkan. Namun kepedihan pula yang mengenalkan kita pada rasa bahagia. rasa yang baru akan timbul ketika kita berhasil melewatinya. terkadang, dalam memaknai sebuah kepedihan, seringkali batin, fikiran, dan hati berontak gaduh. mengapa harus kepedihan? mengapa harus kesakitan, mengapa harus mencicipi berbagai gejolak rasa yang sungguh tak membuat nyaman untuk dapat mengerti dan memaknai arti sebuah Kepedihan? lalu apakah yang ia mau dengan membuat kita merasakan luka, pedih, sakit, kecewa, merana? semua menyimpan berjuta pembelajaran tentang memaknai hidup, bukan? kekecewaan dan segala bentuk penolakan terhadap apa-apa yang kau sukai, memberikanmu tentang arti menerima apa yang tak kau ingini. Ikhlas. dan ketika kau dapat melewatinya dan mengesampingkan apa mau mu, ego mu, Id mu, dan menjunjung tinggi fungsi super ego mu, semua akan mudah kau lewati.
kepedihan yang kau rasakan merupakan penguatmu, teman yang setia menopang langkahmu, dalam sakit, sedih, kecewa, tangis, haru, rapuh, dan segala derita yang kau rasakan. mereka adalah pemanis disaat semuanya pantas untuk kau kenang. mengulas senyum manis berbangga bahwa kau telah berhasil melewatinya. dan merentas tawa bahagia yang kau miliki sepenuhnya. meskipun ada saatnya dimana memang kepedihan itu harus datang dan mengujimu. Tetaplah pada kuat mu. pada poros mu yang meyakini bahwa akan ada sesuatu yang manis dibalik itu. Insya Allah. :))

Selasa, 08 November 2011

Maya

ternyata, masih tetap tak nyata bayangmu pesona..
membiarkan kelebat mata bermain dengan sang maya
masihkah kau di sana? di surga bersamanya..
hinggapkah rindu ini yang setia menyapa?

dan terkadang hati ini tak henti mengharapmu..
datang dan tinggal memenuhi tiap ruang jiwaku.
meski wajah wujudmu tak pernah ku tahu..
ku yakin Tuhan berikan yang ku mau.

aku akan dan masih di ruang paling sepi.
dimana tak kan pernah hadir penantian yang letih..
jika saatnya tiba, ku percaya semua kan menghampiri.
jua dirimu yang telah Tuhan beri....

November 8, 2011
---Siti Aisyah----