Kepedihan mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan dengan sebuah luka. juga dengan berbagai objek yang menentang kesenangan jiwa. Kepedihan mengajarkan kita tentang bagaimana untuk tetap mengulum senyum disaat tangis mengiringi keluh kesah kehidupan yang berombak. terkadang riaknya tenang membuai, namun tak jarang deras mengombang-ambingkan. Namun kepedihan pula yang mengenalkan kita pada rasa bahagia. rasa yang baru akan timbul ketika kita berhasil melewatinya. terkadang, dalam memaknai sebuah kepedihan, seringkali batin, fikiran, dan hati berontak gaduh. mengapa harus kepedihan? mengapa harus kesakitan, mengapa harus mencicipi berbagai gejolak rasa yang sungguh tak membuat nyaman untuk dapat mengerti dan memaknai arti sebuah Kepedihan? lalu apakah yang ia mau dengan membuat kita merasakan luka, pedih, sakit, kecewa, merana? semua menyimpan berjuta pembelajaran tentang memaknai hidup, bukan? kekecewaan dan segala bentuk penolakan terhadap apa-apa yang kau sukai, memberikanmu tentang arti menerima apa yang tak kau ingini. Ikhlas. dan ketika kau dapat melewatinya dan mengesampingkan apa mau mu, ego mu, Id mu, dan menjunjung tinggi fungsi super ego mu, semua akan mudah kau lewati.
kepedihan yang kau rasakan merupakan penguatmu, teman yang setia menopang langkahmu, dalam sakit, sedih, kecewa, tangis, haru, rapuh, dan segala derita yang kau rasakan. mereka adalah pemanis disaat semuanya pantas untuk kau kenang. mengulas senyum manis berbangga bahwa kau telah berhasil melewatinya. dan merentas tawa bahagia yang kau miliki sepenuhnya. meskipun ada saatnya dimana memang kepedihan itu harus datang dan mengujimu. Tetaplah pada kuat mu. pada poros mu yang meyakini bahwa akan ada sesuatu yang manis dibalik itu. Insya Allah. :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar