Kelam, dalam bayang hitam. Bagai bekas luka menganga menjuntai penuh nista. Api – api neraka melambai – lambai penuh dusta. Dari jauh sinarnya menawan mata, namun dekat mebakar mengoyak raga. Jangan takdirkan kami, Tuhan. Jangan peruntukkan itu untuk kami. Para pendosa abadi. Dalam bias cahaya rembulan, dalam hening misteri malam, dengar kami, Tuhan. Dengar kami menangis tersimpuh mohon ampun. Saksikan betapa hina dan kerdilnya kami dimata-Mu. Dengan irama sesengguk terisak sesak, dengan banjir pelupuk mata kanan dan kiri. Dengan keringat deras mengucur membasahi daging berjalan. Maaf kami menyesal, Tuhan. Untuk semua harta – harta perasan kami, untuk semua tahta – tahta kami, untuk semua kesombongan kami, untuk semua kebohongan kami, untuk semua tubuh – tubuh hina kami, untuk semua kekeliruan kami, untuk semua kekafiran kami. Kami kembali padamu, Tuhan. Dengan tubuh tertimbun dosa – dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar