Hai cermin, pagi ini aku terbangun dan menatap keliling ruang hampa hidupku yang diam. tak ada gaduh. bahkan tak pernah ada suara. semuanya hampa bersama bosannya lingkup peristiwa yang terlampau sering terulang.berapa banyak tetesan air mata untuk semua kebohongan? dan berapa banyak tawa canda yang menutupinya? tidakkah kau tahu itu wahai cermin? mengapa aku hanya mengadu dan terus mengadu padamu yang spontan pecah saat kuhempas? mengapa kau hanya terdiam dan membuat ribuan bayangan hitamku yang tak kuingin hadirnya..Pecah! tapi mengapa tak kubiarkan tangan hinaku mengambil potonganmu dan menuliskannya di tanganku. kau terlampau jujur wahai cermin. kau torehkan kelamku pada dindingmu, kau perlihatkan ia padaku. kau simpan kelemahanku untuk selanjutnya kau buka ketika aku tak menyadarinya.
Pagi ini aku tidak berhenti memikirkan itu. tidak jua akan kubuang dirimu dan mencari cermin penggantimu. karena itu kan sia-sia! semua sama.. cermin. tetaplah cermin. yang padanya hitamku diperlihatkan! yang padanya semua lemahku di tampilkan! yang padanya sisiku yang lain terekam! dan tak pernah dapat kubuang. kau terlampau jujur wahai cermin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar