Jadi ingat cerita almarhum dulu tentang kerasnya sebuah kehidupan...
menjadi seorang pemuda rantauan dari pulau kecil ke kota Jakarta yang terkenal kerasnya..
di ridha'i oleh sang ibu dengan bekal nasihat-nasihat dan petuah...
di Jakarta mengemban tugas sebagai siswa bintara kepolisian republik indonesia..
itu awal karirnya.
bercita-cita sejak muda ingin mengabdi pada negara..
mencari rizki yang halal dan barokah...
membaginya dengan keluarga dan saudara...
membangun keluarga bahagia dan sederhana...
memiliki anak-anak yang bakti pada orang tua...
dan menghadap Tuhan-Nya dengan husnul khotimah....
merupakan sebagian kecil mimpi-mimpi beliau yang arif nan bijaksana....
tak muluk-muluk keinginannya...
receh demi receh ia kumpulkan untuk nanti perbekalan kehidupan mendatang...
untuk calon keluarga yang masih samar-samar bayangnya....
tak lama, jadilah ia seorang brigadir muda...
ditempatnya bekerja ia bertemu wanita pertama yg langsung membuatnya jatuh cinta...
ialah Ibuku....
awal cerita cinta yang sangat indah...
menghabiskan sepanjang waktu bersama...
tertawa bersama....
akhirnya mereka ditakdirkan Tuhan untuk bersama...
jadilah keluarga muda yang serba sangat sederhana...
hidup di atap yang hanya memiliki satu ruang untuk ditinggali...
dan masih dalam keadaan tidak memiliki....
impian tentang sebuah rumah milik sendiri menari-nari dalam sanubari...
gigihlah ia bekerja...
jaga siang,malam untuk menghasilkan lemburan....
pulang pagi dengan sebungkus makanan untuk dinikmati berdua sang istri...
mereka giat demi sebuah mimpi....
disela perjalanan lahirlah buah cinta...
kakak pertama....
yang sangat-sangat disambut dengan bahagia...
meski perekonomian keluarga sedang tidak bisa diajak kompromi....
yang memaksanya untuk lahir tanpa bantuan medis...
namun kebahagiaan menghapus segalanya...
"timang-timang anakku sayang...."
begitu katanya....
lanjut dengan mimpi indahnya yang masih metafora...
coba'an demi coba'an dilewatinya...
karena sebuah keluarga tak selalu terasa indahnya...
masalah terkadang menghimpit dengan kejamnya....
namun ia kembali lagi ke pangkuannya...
dengan simpuh air mata dan cinta...
cinta yang bagaikan pelangi muncul dari sisa-sisa hujan badai...
lahirlah kakak kedua dan ketiga...
mereka menghabiskan waktu dalam rahim yang sama...kembar...
"aihh betapa lucunya.."
3 orang pendekar telah hadir di bumi..
sang ayah menaruh berjuta harap di benaknya.
kelak satu diantara merekalah yang menjadi penerusnya...
1 lagi akan membuatnya bangga...
dan satu lagi akan paling berbakti padanya...
sang ayah sangat menyanyangi mereka....
dengan cara mendidiknya dengan cinta dan sedikit cambuk-cambuk perintah..
suatu kewajaran yang langka....
ia merasa akan indah dunia jika ada bidadari kedua setelah istrinya,
lahirlah putri dalam bahana keluarga...
Tuhan menghadiahkannya sebuah rumah yang layak dan cukup untuk 6 kepala..
mereka pun hijrah dengan rasa bahagia...
putri itu disayangi oleh mereka...
orang tua dan kakak-kakak nya...
sang ayah merasa pintu mimpi-mimpinya separuh terbuka...
ia mulai sedikit dapat melihatnya...harta karun yang dibawa keempat anak-anaknya
dan 1 istri shalehah....
bertafakur dan tiba-tiba inginnya kuat sekali untuk menyentuh ka'bah....
satu mimpi yang tak tercatat dalam daftar mimpinya....
sereceh demi receh ia kumpulkan....
mendaftar ONH sedari 3 tahun sebelum harinya...
akhirnya mimpinya pun terjabah....ia berangkat....
hati anak dan istrinya ikhlas kalau-kalau tak dapat lagi bersua....
meskipun pada akhirnya ia kembali dengan perasaan keluarga yang bahagia...
namun, kerja gigihnya selama ini mulai pudar semangatnya...
ia tumbang....
dengan badan yang bisa dikatakan lemah...
namun perawainya tak pernah memudar....
Ayah.....
tetap menjadi hero dalam keluarga meskipun kakinya lantah....
ia masih bertahan untuk melihat satu saja mimpi anaknya tercapai....
Alhamdulilah, salah satunya telah memuaskan hatinya....
datanglah hari itu....
ia pergi untuk selama-lamanya....
meninggalkan berjuta cerita dan tauladan untuk anak-anak dan istrinya...
kami mengikhlaskannya dan mencintainya...
selalu mengingat petuah-petuahnya...
dan selalu senantiasa mengirim selaksa do'a untuknya....
sebuah dedikasi untuk Ayahanda tercinta (Alm. H. Ahmad Riadi)
Agustus 2011
------Siti Aisyah------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar