Sabtu, 17 September 2011

Ayah

kau penguat langkahku.
dimana selalu kudengar runtun kata-kata penuh do'amu.
yang selimuti imanku yang tak sempurna tentu..
tanpa pernah sadar bahwa kini tiadalah kata selain terima kasihku yang tiada bertara.
kau memalingkan wajahku dari duka atas hilangmu.
kini aku setegar dahulu, saat kau pertama kali dengan bangga melihatku berdiri di usiaku yang dini.
Ayah, kau penguat rinduku pada-Nya.
tiada yang sia-sia dari kata-katamu dulu yang kurasa tak bermakna.
tak kan ku buatnya sirna.
segala cahaya iman yang kau tanam sejak saat aku membelah dunia dengan tangis pecah.
semua terpateri kuat sebagai pedoman dan pelita hidup.
meski hening terkadang tak bergeming, hikmahmu terus ku susuri.
perangai mu lembut ku kenang, senyummu indah ku ulas, amanatmu tegar ku emban..
meski tak pernah tiba lagi angin yang membawamu kembali,
meski tak kan datang lagi kabar tertulis goresan tanganmu,
aku tetap sebagai pendo'amu, titisanmu, darah dagingmu,
kuncimu untuk dengan cahaya bercengkerama dengan-Nya.
Ayah kau telah tanam semangatmu dalam jantung ini.
baktiku tak kan pernah cukup membayarnya...
membayar ribuan tetes atas keringat lelahmu,
juga atas tangis sedihmu. kala tak terlihat jalan untuk membuatku tumbuh..
Ayah, aku mencintaimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar