Senin, 12 September 2011

Gila

Puisi, tiada arti sajakku berelevansi
Diatas dingin penjagaan lahirmu yang beramunisi..
Lantas tembakan apa kali ini yang kan lukai hati?
Seperih ini?  sedalam ini?
Runduk kau bawa aku dalam mahir bergerutu.
Jua simpuhanku kau nilai sebagai sembilu.
Gila kau bakar aku dengan api matamu!
Atau buang aku kedalam najis dan aib jelagamu.
Mata yang menyeringai tak berdasar.
Saat ku mulai berkecamuk dengan kata-kata kasar.
Dan jadikanmu terbakar, meradar, berkoar, dan  tak sadar
Masih kah kau siksa sukma mu yang lapar??
Lapar akan kehinadinaan sucinya cinta
Yang memang kan membuatmu terkesima lupa
Namun tak kan ia buatmu siksa
Karena ia sejatinya rasa. rasa yang beri tawa. bahagia.
Titah Tuhan beri kita takdir
Tapi bukan takdir yang terukir
Masih sempat kita bawa ia ke hilir
Sebelum jadi api disiram air. Berakhir.
Hangus, dalam bosannya waktu penderitaan.
Kau terlampau panas saat ku bilang aku SETAN.
Lalu jahanamkan aku yang bermainkan rotan.
Dan rusuk patah jadi saksi yang terlupakan.


----Siti Aisyah-----
September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar