Jumat, 23 September 2011

Peminta-minta

memandangmu penuh dengan berteteskan peluh membuatku luluh...
kau arungi tempa dari hari kehari untuk sekedar butiran-butiran nasi..
kadang kau berteduh dari apa yang meyakinimu, belas kasih pemberi..
namun kadang kau terlalu liar dengan segala nafsu binatang jalang menerjang..
kau bermimpi setiap pagi akan welas asih kami..
yang menjadi sumber sarat yang kental akan rezeki..
namun kadang kami terlalu lelah memandang, atau sekedar hilang akan pandang..
tak ibanya kau tetap menengadahkan tangan...
bukan lantas memohon ampunan Tuhan...
sekedar mengais dari apa yang telah diberikan..
dan tetap malu tak kan pernah datang menggenggam..
kau tak pernah menangis sesal...
akan semua hasil pemberian yang sudah tak kelihatan..
kami pun tak pernah mengulas ingatan..
akan seberapa kasih yang kami berikan...
lantas apakah kita, kau dan aku saling berkasih-kasihan?
melihatmu yang mengenaskan membuat kami iba...
dan kau pun menerimanya dengan riang gembira..
tak kan pernah kah kau kembali pada fitrahmu?
bahwa tangan diatas jauh lebih bermakana dari laku mu saat ini..
haru ku mengulas kisah hidupmu,
yang berikanku sebuah makna tentang apa itu memberi..
dan kau pun mungkin sepertiku, terberikan makna tentang apa itu menerima....

Jakarta, 23 September 2011
----Siti Aisyah----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar